Lompat ke isi

Bernarda Buniati Kwari Sosrosumarto

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bernarda Buniati Kwari Sosrosumarto
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik[a]
Masa jabatan
28 Juli 1966 – 30 Desember 1974
MenteriSaifuddin Zuhri
Muhammad Dahlan
Mukti Ali
Sebelum
Pendahulu
Matthias Joost Oentoe (sebagai Kepala Bagian Agama Katolik)
Sebelum
Pembantu Menteri Agama Urusan Kristen Katolik
Masa jabatan
21 Juni 1965 – 28 Juli 1966
MenteriSaifuddin Zuhri
Sebelum
Pendahulu
jabatan dibentuk
Pengganti
jabatan dibubarkan
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1913-05-21)21 Mei 1913
Yogyakarta, Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Hindia Belanda
Meninggal7 September 1995(1995-09-07) (umur 82)
Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Bernarda Buniati Kwari Sosrosumarto (21 Mei 1913 – 7 September 1995) adalah seorang aktivis wanita dan birokrat yang menjabat sebagai Pembantu Menteri Agama Urusan Kristen Katolik dari tahun 1965 hingga 1966, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Beragama Katolik dari tahun 1966 hingga 1969, dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik dari tahun 1969 hingga 1974.

Masa kecil dan pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Sosrosumarto lahir pada tanggal 21 Mei 1913 di Yogyakarta dengan nama Bernarda Buniati. Sosrosumarto menempuh pendidikan di Sekolah Pekerjaan Sosial (School voor Maatschappelijk Werk) di Sittard, Belanda dari tahun 1933 hingga 1936[1] dan Sekolah Perawat.[2]

Karier dan aktivisme

[sunting | sunting sumber]

Gerakan wanita

[sunting | sunting sumber]

Sosrosumarto mulai melibatkan diri dalam organisasi pergerakan di Indonesia sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Ia bergabung dengan organisasi Indonesia Moeda pada tahun 1931. Beberapa tahun kemudian, ia bergabung dengan Pangreh Ageng Wanita Katolik (PAWK). PAWK kemudian mengirimkan Sosrosumarto ke Brussel, Belgia, untuk mengikuti Konferensi Wanita Katolik Sedunia pada tahun 1936.[3]

PAWK berubah nama menjadi pada tahun 1937 menjadi Pakempalan Wanita Katolik (PWK). Organisasi ini dibekukan pada masa penjajahan Jepang .[3] Pada masa penjajahan Jepang, Sosrosumarto menjadi anggota organisasi Fujinkai di Jatinegara.[2] Setelah Jepang mengundurkan diri dari Indonesia, PAWK kembali diaktifkan. Di bawah pimpinan Sosrosumarto, PWK terlibat dalam pertolongan korban perang Revolusi Nasional Indonesia dan kepengurusan dapur umum untuk tentara.[4]

Setelah Revolusi Nasional Indonesia berakhir, pada bulan Desember 1949 Konferensi Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) diadakan di Yogyakarta. Dalam konferensi tersebut, Sosrosumarto duduk sebagai pemimpin bagian wanita.[5] Kwari kemudian membentuk panitia untuk mendirikan organisasi wanita Katolik se-Indonesia, yang akhirnya diwujudkan tiga tahun kemudian pada tanggal 1952 dengan pendirian Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) pada tahun 1952.[6] Ia menjabat sebagai Ketua WKRI hingga tahun 1956.[7]

Pada masa kepemimpinannya, KWRI bekerjasama dengan organisasi wanita lainnya, seperti Kongres Wanita Indonesia dan Aisyiyah. Namun, KWRI menolak untuk menjalin kontak dengan organisasi Gerwani yang berhaluan komunis.[8] Sosrosumarto juga sempat menjadi wakil KWRI dalam Panitia NTR (Nikah, Talak, dan Rujuk), yakni sebuah panitia yang bertujuan untuk mendorong penerapan Undang-Undang Perkawinan yang adil.[9]

Karier sebagai perawat

[sunting | sunting sumber]

Sosrosumarto memulai kariernya sebagai perawat di Dinas Kesehatan Magelang dari tahun 1937 hingga 1943. Setelah itu, ia dipindahkan oleh otoritas militer Jepang ke Jakarta untuk bekerja di Eisei Isio Ka.[2] Setelah pemerintahan penjajahan Jepang berakhir, pemerintah Indonesia yang baru berdiri menunjuknya sebagai Kepala Jawatan Sosial di Kedu. Pada tahun 1953, ia dipindahkan ke Jakarta untuk memegang jabatan sebagai Kepala Bagian Hubungan Luar Negeri Jawatan Sosial Jakarta. Ia dipromosikan pada tahun 1963 menjadi Kepala Jawatan Sosial Jakarta.[10]

Karier di Departemen Agama

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1965, Departemen Agama membentuk jabatan pembantu menteri untuk agama-agama minoritas sebagai respon terhadap kerusuhan agama yang terjadi.[11] Presiden Soekarno, yang menginginkan seorang pejabat wanita di Departemen Agama,[12] mengangkat Sosrosumarto sebagai Pembantu Menteri Agama Urusan Kristen Katolik pada tanggal 14 Juni 1965.[13] Sosrosumarto kemudian dilantik untuk jabatan tersebut seminggu kemudian.[14]

Satu tahun setelah Sosrosumarto menjadi pembantu menteri, Presiden Soekarno digantikan oleh Soeharto. Soeharto membentuk Kabinet Ampera pada tanggal 28 Juli 1966. Dalam susunan organisasi kabinet tersebut, Biro Urusan Katolik yang sebelumnya berada di bawah Sekretariat Menteri Agama ditingkatkan statusnya menjadi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Beragama Katolik yang berkedudukan langsung dibawah menteri. Sosrosumarto kemudian dijadikan sebagai Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Beragama Katolik, sedangkan Matthias Joost Oentoe, Kepala Biro Urusan Katolik, diangkat oleh Sosrosumarto menjadi sekretarisnya.[15][16] Pada tahun 1969, jabatan yang dipegangnya mengalami perubahan menjadi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik.[17]

Pensiun dan wafat

[sunting | sunting sumber]

Setelah pensiun dari Departemen Agama, Sosrosumarto tinggal di rumahnya yang terletak di Jalan Senopati 5, Magelang, Jawa Tengah. Sosrosumarto wafat di rumahnya pada pukul 04.05 tanggal 7 September 1995 dan dimakamkan di Makam Giri Darmoloyo.[18]

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Bernarda Bunati Kwari Sosrosumarto menikah dengan Kwari Sosrosumarto, seorang pejabat di Departemen Penerangan. Pasangan tersebut memiliki tiga orang anak.[2]

  1. ^ Jabatan bernama Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Beragama Katolik hingga 1969.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "VOOROORLOGSE ACADEMIELEERLINGEN OP REÜNIE: „Blonde knappe klas" bijeen in Sittard". Limburgsch dagblad. 26 Mei 1971. Diakses tanggal 5 Januari 2023. 
  2. ^ a b c d Oebsger-Röder, Rudolf (1971). Who's who in Indonesia: Biographies of Prominent Indonesian Personalities in All Fields (dalam bahasa Inggris). Gunung Agung. hlm. 375. 
  3. ^ a b Amini, Mutiah (2021-05-02). Sejarah Organisasi Perempuan Indonesia: 1928-1998. UGM PRESS. hlm. 28, 225. ISBN 978-602-386-960-2. 
  4. ^ Tashadi (2000). Keterlibatan Ulama di DIY Pada Masa Perang Kemerdekaan Periode 1945 – 1949. Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 76. 
  5. ^ Steenbrink, Karel (2015-05-12). Catholics in Independent Indonesia: 1945-2010 (dalam bahasa Inggris). BRILL. hlm. 43. ISBN 978-90-04-28542-2. 
  6. ^ "KOWANI | WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA (WKRI)" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-05. 
  7. ^ "Sejarah – DPPWKRI". Diakses tanggal 2023-01-05. 
  8. ^ Wieringa, S. (2002-05-21). Sexual Politics in Indonesia (dalam bahasa Inggris). Springer. hlm. 137. ISBN 978-1-4039-1992-2. 
  9. ^ Wieringa, Saskia Eleonora (2010). Penghancuran gerakan perempuan: politik seksual di Indonesia pascakejatuhan PKI. Penerbit Galangpress. hlm. 196. ISBN 978-602-8174-38-1. 
  10. ^ Peranan Departemen Agama dalam Revolusi dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia. 1965. hlm. 25. 
  11. ^ Muskens, M.P.M. (1973). Sejarah Gereja Katolik Indonesia: Pengintergrasian di alam Indonesia. Bajian Dokumentasi-Penerangan, Kantor Waligereja Indonesia. 
  12. ^ "Menunggu Dirjen Bimas-bimas". Swara Arum. 6 Maret 2022. Diakses tanggal 4 Januari 2023. 
  13. ^ Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 301 Tahun 1965
  14. ^ "Pembantu Menteri Agama". Madjalah Pantjasila. 1965. hlm. 58. Diakses tanggal 4 Januari 2023. 
  15. ^ Penyunting (September 1966). "Continuity and Change: Four Indonesian Cabinets since October 1, 1965, with Scattered Data on Their Members' Organizational and Ethnic Affiliations, Age and Place of Birth" (PDF). Indonesia. 2: 210 – via eCommons. 
  16. ^ Siswosoebroto, Yohannes Baptista Sariyanto (1977). Siapa Sebenarnya Juruselamat Dunia?. Yogyakarta: PERSATUAN. 
  17. ^ Ditjen Bimas Katolik (PDF). Departemen Agama. hlm. 2–3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 29 Maret 2016. 
  18. ^ "Stop Press". Hidup. 17 September 1995. hlm. 40. Diakses tanggal 4 Januari 2023.